Penyaluran kredit juga meningkat sebesar 46,56 persen menjadi Rp7,96 triliun dari Rp5,43 triliun pada tahun lalu
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Oke Indonesia Tbk atau OK Bank (DNAR) membukukan peningkatan laba bersih sebesar 71,65 persen menjadi Rp5,01 miliar pada tiga bulan pertama atau kuartal I 2023 dibandingkan Rp2,92 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Wakil Direktur Utama OK Bank Hendra Lie merinci pertumbuhan laba bersih tersebut didorong peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 41,18 persen menjadi Rp139,73 miliar pada Maret 2023 dari Rp98,97 miliar di Maret 2022.
"Ke depan, OK Bank melakukan serangkaian kebijakan strategis seperti fokus pada tabungan bank, pembiayaan konsumer, bisnis keuangan dengan spesialisasi pada kredit dan penguatan modal dalam rangka mendorong laju pertumbuhan bisnis di tengah ketidakpastian iklim usaha," ucap Hendra pada RUPS di Jakarta, Kamis.
OK Bank mampu mengoptimalkan penghimpunan DPK sebesar Rp5,77 triliun, naik 39,98 persen dari Rp3,46 triliun secara tahunan. Penyaluran kredit juga meningkat sebesar 46,56 persen menjadi Rp7,96 triliun dari Rp5,43 triliun pada tahun lalu.
"Perseroan mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 52,68 persen, relatif sama dengan tahun sebelumnya 52,17 persen dan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 134,55 persen, membaik dari tahun sebelumnya 147,35 persen karena ditopang dengan pertumbuhan DPK," ujarnya.
Pada kuartal I 2023, OK Bank mencatat NPL net sebesar 2,59 persen, menurun sebesar 2,86 persen secara tahunan.
Bank juga fokus melakukan perbaikan aset kredit restruktur sehingga secara bertahap menurun 24 persen menjadi Rp1,040 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,369 triliun.
"Penurunan kredit bermasalah (NPL) ini mengindikasikan kualitas aset bank semakin membaik dibandingkan periode sebelumnya. Kami berusaha menjaga kualitas penyaluran kredit secara berkala dan berkesinambungan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian," ucapnya.
Total qset OK Bank hingga 31 Maret 2023 sebesar Rp10,46 triliun, meningkat 47,75 persen dari periode yang sama pada 2022 sebesar Rp7,08 triliun.
Indikator profitabilitas utama OK Bank yaitu ROE meningkat menjadi 0,58 persen dari 0,4 persen tahun sebelumnya. ROA naik menjadi 0,19 persen dari 0,16 persen tahun sebelumnya.
Biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) sebesar 97,96 persen hingga 31 Maret 2023, relatif sama dengan tahun sebelumnya 97,86 persen. Di sisi lain, cost to income ratio (CIR) membaik menjadi 67,09 persen dari 67,88 persen pada tahun sebelumnya.
"Masih tingginya rasio BOPO ini disebabkan bank secara konservatif melakukan pembentukan cadangan penurunan nilai sebesar Rp44,5 miliar, meningkat 38,88 persen dari tahun sebelumnya Rp32 miliar," tambahnya.
OK Bank telah menyampaikan RBB 2023 kepada OJK dengan target laba bersih sebesar Rp41,46 miliar, target DPK sebesar Rp6,29 triliun, target kredit sebesar Rp9,35 triliun, CAR 44,42 persen, dan NPL net sebesar 1,74 persen.
Hendra menambahkan strategi OK Bank mencapai target pertumbuhan kinerja selama 2023 adalah dengan melakukan assets strengthening, membangun rentabilitas yang stabil dan sehat disertai prinsip kehati-hatian serta bermitra dengan sistem credit scoring yang tercatat di OJK IKD dan sistem kontrol internal (improve risk).
Hingga saat ini, APRO Financial Co, Ltd, merupakan pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan 93,40 persen saham, masyarakat 5,75 persen, dan saham treasury 0,85 persen.
Selain mengoperasikan kantor pusat di Jakarta, perseroan memiliki lima kantor cabang di Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan terbaru di Jawa Barat serta 11 kantor cabang pembantu di Jakarta dan Banten.
Mengacu pada ketentuan KBMI, OK Bank masuk dalam KBMI 1 dengan modal inti di bawah Rp6 triliun.
Hendra menambahkan para pemegang saham sepakat mengangkat Chairudin sebagai Komisaris Independen menggantikan Idham Aziz, Wang Inhyo sebagai Direktur Kredit dan IT menggantikan Kim Seongtaek, serta VM Djuni Wijaya sebagai Direktur Bisnis.
"Komisaris Independen dan kedua direktur ini efektif setelah mendapat persetujuan OJK dan otoritas lainnya. Perseroan yakin keputusan pemegang saham ini dimaksudkan agar manajemen OK Bank memiliki kinerja lebih baik dan solid mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Dengan demikian, komposisi manajemen OK Bank setelah RUPSLB pada Kamis ini adalah:
Dewan Komisaris
• Komisaris Utama: Lim Cheol Jin.
• Komisaris Independen: Sondang Martha Samosir.
• Komisaris Independen: Chairudin.*
Direksi
• Direktur Utama: Park Young Man.
• Wakil Direktur Utama: Hendra Lie.
• Direktur Kredit & IT: Wang Inhyo.**
• Direktur Bisnis: VM Djuni Wijaya.*
• Direktur Kepatuhan: Efdinal Alamsyah.
*Berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari OJK.
**Berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari OJK dan otoritas lainnya.
Baca juga: OK Bank beri KTA mahasiswa, simak syaratnya
Baca juga: OK Bank siapkan dana cadangan untuk sambut liburan Imlek
Baca juga: OK Bank salurkan kredit Rp5,51 triliun, naik 28,36 persen
Pewarta: Budi Suyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023